Grand Master Talk
Di antara beraneka ragam ilmu Tantra dalam Tantrayana terdapat sebuah mantra yang sangat luar biasa. Kekuatannya sungguh tak tertandingi. Mantra itu yaitu “TATHAGATA USNISHAVIJAYA DHARANI”. Kita menyebutnya sebagai “MANTRA USNISHAVIJAYA”.
Jalan pembinaan diri saya dimulai dari dasar, diawali dari penjapaan Mantra Hati Padma Kumara. Inilah dasar dari sebuah pewarisan, tanpa adanya akar dari pewarisan, akan sulit diperoleh keberhasilan. Mantra bagi pemula memang Mantra Hati Padma Kumara, tetapi untuk tingkat lanjutan adalah Mantra Usnishavijaya.
Banyak kitab-kitab yang berhubungan dengan Mantra Usnishavijaya, di antaranya adalah Kitab Tripitaka (大藏經)yang tersirat dalam Bab Ajaran Tantra.
Pahala yang luar biasa dari Tathagata Usnishavijaya Dharani
Pahala yang luar biasa dari Tathagata Usnishavijaya Dharani tidak bisa hanya diungkapkan dengan kata-kata. Tetapi intinya dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Dapat melenyapkan segala jalan kejahatan. Melenyapkan penderitaan yang muncul dari kelahiran dan kematian.
- Mampu menghapus karma buruk yang dibuat selama ribuan kalpa lamanya, terhindar dari segala penderitaan di alam neraka, alam preta dan alam binatang lainnya, serta memperoleh rezeki dan kebijaksanaan.
- Bila seseorang mampu menjapa “Tathagata Usnishavijaya Dharani”, ia akan terhindar dari alam neraka selamanya. Selain itu rezeki dan kebijaksanaan akan bertambah, usia bertambah, dapat menikmati segala kesenangan, dan para Buddha memberkati ke-Buddha-an Anda. Selain itu, Anda akan terlahir di tanah suci para Buddha yang sangat indah dan dapat berkumpul bersama-sama para Buddha, mendengarkan Sang Buddha membabarkan Dharma yang agung, sinar dari raga memenuhi segala penjuru tanah suci, yang berarti memperoleh pencapaian nirvana tertinggi.
Ketiga pahala di atas ada dalam Kitab Tripitaka.
Seorang rohaniwan yang paling berhasil pada zaman sekarang ini adalah Yang Mulia Acarya Lian Sheng Huo Fo (聖尊連生活佛), yang pada tanggal 14 April 1989 berdharmadesana tentang topik yang ditanyakan seorang biksu, yakni bagaimana cara penggunaan kertas Mantra Tathagata Usnishavijaya Dharani. Saat itu, Yang Mulia Lian Sheng Huo Fo memberikan sebuah jawaban yang cukup singkat, yakni cara apapun dapat dilakukan, misalnya kertas mantra yang sudah pernah diisi dapat dibakar dan bisa dilemparkan ke sungai (manfaatnya menolong para arwah gentayangan dan makhluk dalam air), ataupun abu bekas bakaran itu dapat disebar di tanah (manfaatnya melepas belenggu arwah dalam tanah), ataupun abu bakar itu dapat disebarkan di setiap vihara/kelenteng (manfaatnya agar arwah-arwah dalam kelenteng dapat terseberangkan dan dapat juga dimanfaatkan untuk Simabandhana), serta sangat bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit, melenyapkan malapetaka, ulambana, ataupun penambah rezeki.
Kertas mantra yang sudah diisi mantra, dapat ditempelkan di Mandala Tantra ataupun di atas langit-langit vihara selama beberapa lama, sehingga dapat dimanfaatkan untuk penaklukkan.
Dengan begitu, mara tidak berani mendekat, ataupun bila telah lama ditempelkan, sampai kertas mantra menjadi hitam dipenuhi debu, apabila debu itu jatuh sampai ke atas kepala seseorang, orang tersebut akan terhindar dari alam neraka. Manfaatnya sangat luar biasa.
Di bawah ini tertulis beberapa kutipan dari Tathagata Usnishavijaya Dharani :
Sang Buddha bersabda pada Raja Indra, “Aku bersabda tentang Dharani ini agar para insan dapat menyebarluaskannya, manfaat dari Dharani ini tidak terbatas. Dan juga para dewata dan dewa lainnya mengatakan, bila Maha Dharani ini dapat Anda peroleh, maka jangan sampai Anda lupakan, dengan pikiran benar dan tekun menjapanya sebagai perlindungan.”
Dharani ini disebut sebagai Mantra Selamat. Oleh sebab itu, Mantra ini dapat menghapus segala penderitaan di 3 alam Samsara. Tathagata Usnishavijaya Dharani ini bagaikan pusaka mutiara moni, yang suci tanpa kotoran, bagaikan akasha yang terangnya memancar luas, sampai ke setiap penjuru arah. Bila para insan dengan hati yang khidmat berulang-ulang menjapa Dharani ini, bagaikan emas murni yang terang dan lunak serta disukai orang. Bagaikan teratai yang tak akan ternoda oleh kotoran dan debu. Dengan berulang-ulang menjapa Dharani ini, menambah karma baik, saat menjelang wafat akan timbul niat baik. Bila dapat menuliskan Dharani ini, bagi setiap insan yang mendengar, memuja, dan mempersembahkannya, segala karma buruk akan disucikan, segala penderitaan di setiap alam neraka akan cepat terhapuskan.
Bila ada insan yang cepat mengerti makna Dharani ini, segala karma buruk yang berat ribuan kalpa mendatang, yang seharusnya menderita berputar di roda kelahiran dan kematian, penderitaan di alam neraka, alam preta, alam binatang, alam asura, alam Raja Yama, hantu Yasa, Butana (sejenis hantu kelaparan yang kotor dan bau), jeja butanna, Apasamala, nyamuk, kutu, penyu, anjing, ular dan wujud lainnya, segala jenis burung dan unggas, segala macam makhluk sampai semut, segala penderitaan menjadi lebih ringan, sebaliknya lahir kembali di alam para Buddha Lokanantha, hidup di alam yang sama dengan Buddha Bodhisattva.
Apabila ada pria dan wanita yang menuliskan Dharani ini, disemayamkan di pagoda yang tinggi atau disemayamkan di puncak gunung ataupun di atas bangunan tertinggi, atau di dalam stupa, apabila ada biksu, biksuni, pria ataupun wanita bijak berada di depan pagoda atau melihat sepintas pagoda ataupun berada di bawah bayangan pagoda, atau terkena angin yang meniup pada Dharani, sehingga debu yang melekat pada pagoda menempel di tubuh seseorang, mengakibatkan insan tersebut yang memiliki karma buruk, yang seharusnya jatuh ke alam neraka, preta, binatang, alam Raja Yama, alam asura, segala Dukha terhapuskan. Selain itu, segala karma buruk tak akan menimpa lagi. Insan ini akan mendapatkan berkah ke-Buddha-an dari para Buddha, dan mendapatkan keberhasilan Anuttara Samyak Sambodhi. Apalagi melakukan pemujaan dengan berbagai mandala bunga, dupa, dan wewangian, persembahan panji pagoda, kanopi, bunga, pakaian, dan perhiasan, mempersembahkan berbagai hiburan dan persembahan agung lainnya, membangun sebuah Stupa di perempatan jalan dan menyemayamkan Dharani, memuja dengan beranjali, serta mengitarinya sambil bernamaskara, orang yang bisa melakukan persembahan ini disebut Mahasattva, seorang putra Buddha pemegang tonggak Dharma yang sebenarnya. Dan lagi, ia adalah Stupa Sarira seluruh tubuh Tathagata.
Saat itu, Catur Maha Rajakayika (四大天王)mengelilingi Sang Buddha sebanyak 3 kali pada satu sisi. Dan berkata, “Lokanantha, demi ikrar Sang Tathagata, ulangilah kembali Dharani ini.”
Saat itu Lokanantha berkata pada Catur Maha Rajakayika, “Anda dan Raja Indra, dengarkanlah! Aku akan mengulanginya untuk kalian dan juga para insan yang hidupnya singkat.”
Bila akan menjapanya, harus membersihkan diri, memakai pakaian bersih, dimulai dari bulan genap tanggal 1 penanggalan Lunar sampai bulan purnama tanggal 15 penanggalan Lunar, menjalankan sila dengan tulus membacakan Dharani ini sebanyak seribu kali. Bagi yang hidupnya singkat akan memperoleh usia panjang, lepas dari penderitaan penyakit, segala karma buruk lenyap. Semua makhluk yang menderita di alam neraka, bangsa burung, dan makhluk bernyawa lainnya, begitu mendengarkan Dharani ini, semua penderitaan tak akan lagi menimpa, setelah kehidupan ini, tidak akan lagi menerima hal yang sama.
Sang Buddha berkata, jika ada orang yang bertubi-tubi terkena penyakit ganas, begitu mendengarkan Dharani ini akan terbebas dari penyakit ganas, dukha berat akan teratasi. Bagi yang akan terjatuh ke alam Samsara, juga akan memperoleh penyelamatan dan terlahir di alam Sukhavati. Terakhir tak akan terlahir lagi dalam rahim, sebaliknya lahir di tempat titisan teratai, dan memperoleh Purvanivasanusmriti-jnana (宿命) jutaan tahun tak akan terlupakan. Ia akan selalu menyadari dan ingat akan tempat-tempat di mana ia pernah dilahirkan. Ia selalu mengetahui kehidupan-kehidupannya yang lalu.
Sang Buddha berkata, jika seseorang dalam hidupnya melakukan karma buruk yang berat sekali sampai akhir hayatnya, dan karma buruknya mengakibatkan ia harus jatuh ke alam neraka, atau alam binatang, alam Raja Yama, alam para preta, sampai alam neraka atau lahir di dalam air, ataupun menjadi bangsa burung, ambillah serpihan tulang belulangnya, lalu taburkan tanah kuburan yang sudah dibacakan Dharani sebanyak 21 kali ke atas tulang belulangnya, orang meninggal itu akan terlahir di khayangan / alam Dewata.
Sang Buddha bersabda, bila ada orang yang sanggup melafal Dharani ini sebanyak 21 kali setiap hari, serta melepaskan semua kemelekatan dan memberi persembahan kepada masyarakat luas, setelah meninggal akan terlahir di alam Sukhavati.
Bila selalu melafalkannya akan mendapatkan maha parinirwana, juga memperpanjang usia, menikmati segala kesenangan, setelah meninggal akan terlahir di berbagai alam Buddha yang menakjubkan, selalu dapat berkumpul bersama para Buddha, dapat selalu mendengarkan intisari dharmadesana para Tathagata dan bimbingan para Bhagawan, tubuhnya akan bercahaya cemerlang menyinari segala penjuru.
Sang Buddha bersabda, bila kita melafalkan Dharani ini di depan Buddha Usnishavijaya, pertama-tama harus membuat mandala dari tanah yang bersih, besar kecil tidak menjadi masalah, berbentuk segi empat. Dengan dihiasi berbagai benda berharga yang diletakkan di atas meja altar. Membakar gaharu ternama dengan lutut kanan bersujud di lantai dan membaca nama Buddha, dengan membentuk mudra sbb : tekuk jari telunjuk, ibu jari menekan di atasnya, kedua tangan disatukan diletakkan di depan dada.
Melafalkan Dharani ini sebanyak 108 kali di altar, bagaikan raja Awan menurunkan hujan bunga yang cukup digunakan untuk memberi persembahan kepada ratusan ribu Buddha yang berdiam di 88 koti pasir sungai Gangga (1 koti = 100 juta), maka para Bhagawan akan memuji, sangat baik dan sangat langka, benar-benar putra Buddha sejati. Yang bersangkutan akan segera mendapat samaya kebijaksanaan yang tidak terhalang, memiliki Maha Bodhicitta yang menyempurnakan samaya.
Beberapa cuplikan dari sutra di atas, tersirat di dalamnya bahwa Sang Buddha sangat memuji pahala dari Mantra Usnishavijaya; di Kitab Tripitaka juga tertulis banyak sekali sabda Sang Buddha mengenai mantra ini. Inti pahala dari Mantra Usnishavijaya ini adalah “Mensucikan segala alam samsara”. Pahala ini luar biasa hebatnya.
Karma buruk apapun yang sudah pernah diperbuat ribuan kalpa yang lalu, dan harus terjatuh ke alam neraka, preta, binatang, atau makhluk kecil lainnya, bila bisa membaca Mantra Usnishavijaya, hukuman atas karma buruk yang diperbuat ribuan kalpa yang lalu akan terhapuskan, dan semua hukuman di neraka, preta, dan binatang tak akan menimpa lagi. Yang lebih luar biasa lagi adalah apabila dapat dengan tekun menjapa mantra ini, pahala dari kekuatan mantra ini, bukan hanya terhindar dari 3 alam samsara malah akan terlahir di berbagai Buddhadhatu yang mulia, menjalankan misi para Buddha, selalu bersama para Buddha dan selalu mendengar sabda para Buddha. Juga tubuh memancarkan sinar ke segala Dhatu, dan memperoleh nirvana tertinggi.
Usnishavijaya Dharani di depannya terdapat kata Tathagata, ini menunjukkan bahwa keagungannya tak terbatas, yang luar biasa di antara yang luar biasa, yang sudah menyerupai keluarbiasaan Tathagata.
Asal Mula Tathagata Usnishavijaya Dharani
Tathagata Usnishavijaya Dharani adalah mantra yang disabdakan oleh Sakyamuni Buddha. Sang Buddha membabarkannya bukan tanpa sebab. Berikut ini adalah asal mula dibabarkannya Dharani yang sangat mengharukan ini.
Sesuai kutipan dari Kitab Tripitaka, bab ajaran Tantra, bahwa asal mula dibabarkannya Tathagata Usnishavijaya Dharani oleh Sakyamuni Buddha bermula demi menyelamatkan seorang putra Dewa bernama San Zhu (善住天子).
Di bawah ini adalah terjemahan bait sutra tersebut :
Pada zaman Sakyamuni Buddha di dunia Svaha ini, di alam kahyangan ada seorang pangeran yang bernama San Zhu. Suatu hari Pangeran San Zhu bersama rombongan dewa bermain-main di taman istana kahyangan Fuli (富麗堂). Di kahyangan ia sangat dihormati para makhluk kahyangan, ditambah lagi terdapat para dewi kahyangan yang bagaikan indahnya bunga, mengitarinya sambil menari-nari, juga terdapat alunan musik yang indah mengiringi. Pangeran San Zhu sangat gembira dan lupa diri bersama para dewi menikmati berbagai kesenangan.
Saat ia benar-benar lupa diri itulah, tiba-tiba terdengar suara di angkasa, “Pangeran San Zhu, dalam 7 hari ini, masa hidupmu di kahyangan sudah berakhir. Di saat penghabisan, kamu akan kembali ke dunia Svaha untuk menerima bermacam penderitaan reinkarnasi. Pertama terlahir di 7 jenis alam binatang, selanjutnya jatuh ke alam neraka, untuk mengalami semua dhuka di neraka. Sesudah keluar dari neraka barulah terlahir di alam manusia, tetapi terlahir di keluarga yang sangat miskin. Selain itu, saat di dalam kandungan akan terlahir sebagai orang buta.”
Saat mendengar hal ini, San Zhu terkejut luar biasa, ia begitu ketakutan hingga seluruh tubuhnya gemetar, sukar dilukiskan. Ia segera lari ke istana Raja Sakra Devanam Indra (帝釋天). Di hadapan Raja Indra (天帝), ia bersujud dan menangis terisak-isak menceritakan semua yang didengarnya dari angkasa, dan ia memohon Raja Indra berbelas kasih dan mau menolongnya.
Sesudah Raja Indra mendengar ceritanya, beliau juga terkejut dan berpikir apakah Pangeran San Zhu benar-benar akan menerima hukuman terlahir sebagai 7 jenis binatang? Akankah ia menerima kelahiran di 7 jenis alam binatang?
Setelah merenung, ia langsung menyelidiki melalui Samadhi. Dalam Samadhinya, Raja Indra melihat dengan jelas, Pangeran San Zhu kelak kembali ke dunia Svaha. Pertama-tama lahir sebagai babi, lalu menjadi anjing, lalu menjadi musang liar, monyet, ular cobra besar, burung gagak, lalu terlahir menjadi burung elang, ketujuh jenis binatang ini sedang memakan makanan yang kotor. Di dalam Samadhinya terlihat berbagai pemandangan yang menjijikkan. Hati Raja Indra sangat sedih tak terlukiskan. Namun, Raja Indra tidak bisa membantu. Satu-satunya cara ialah memohon dari Sang Tathagata yang telah mencapai penerangan sempurna. Dengan demikian, Pangeran San Zhu baru dapat terbebas dari hukuman yang mengerikan itu.
Langsung saja Raja Indra mengumpulkan berbagai jenis bunga segar, wewangian, dan segala macam mustika, pakaian surgawi yang anggun, datang ke Taman Jetavana menemui Sang Buddha. Di hadapan Sang Buddha bersujud hingga di kaki Sang Buddha, lalu mengitari Sang Buddha 7 kali dari sisi kanan, dan melakukan Maha Persembahan. Sesudahnya beliau bersujud di hadapan Sang Buddha dan menceritakan satu persatu masalah Pangeran San Zhu dan memohon Sang Buddha agar berbelas kasih serta menaruh rasa kasihan pada Pangeran San Zhu.
Saat itu, di atas kepala Sang Buddha memancarkan berbagai sinar. Seketika sinarnya memenuhi sepuluh penjuru alam, sinar Buddha terkumpul lagi dan mengitari Sang Buddha 3 kali, lalu masuk ke dalam mulut Sang Buddha.
Segenap Mahasattva, para Vajra, Dharmapala Dewa dan Naga, 33 alam dewa, serta para siswa utama Sang Buddha dan para Bhiksu yang jumlah keseluruhannya 12 ribu orang yang melihatnya, langsung berkumpul di depan tempat padmasana Sang Buddha untuk mendengarkan Dharmadesana Sang Buddha.
Sang Buddha tersenyum, lalu berkata pada Raja Indra, “Raja Indra, Aku memiliki Dharani yang disebut Tathagata Usnishavijaya, kemampuannya dapat menghapus alam samsara, mampu menghapus dukha kelahiran dan kematian, juga bisa menghapus segala dukha alam Raja Yama dan alam binatang, juga mampu menghancurkan semua alam neraka, hingga kembali menuju ke jalan kebajikan.”
“Raja Indra, Tathagata Usnishavijaya Dharani ini, bila didengar dengan seksama, segala ukuman neraka yang dijalani, akan dilenyapkan dan akan memperoleh jasmani yang suci, serta terlahir di tanah suci jutaan tahun. Dari satu Buddhadhatu ke Buddhadhatu lainnya, dari satu kahyangan ke kahyangan lainnya, sampai menjelajahi 33 alam, keadaan ini berlangsung sampai jutaan tahun.”
“Raja Indra, jika ada seorang yang di akhir hayatnya ingat Dharani ini, umurnya akan diperpanjang, akan memperoleh kesucian tubuh, ucapan, dan pikiran. Tubuh tanpa penderitaan dan lahir di alam Sukhavati sesuai dengan jasa pahalanya. Sinar Buddha Bodhisattva akan memancar. Para Dewa selalu mengikutinya, dihormati setiap orang, segala karma buruk dan bencana terhapuskan, segenap Bodhisattva mendukungnya.”
“Raja Indra, apabila ada seorang yang membaca Dharani ini dengan seksama, yang awalnya orang ini pantas masuk neraka, alam binatang, alam Raja Yama, setan kelaparan, dan alam samsara, semua alam dukha akan lenyap tanpa sisa. Bahkan orang ini bisa bebas dan tanpa rintangan masuk ke semua Buddhadhatu, istana Dewata dan dapat terlahir di tempat bermukimnya para Bodhisattva.”
Raja Indra dan para Mahasattva, para dewa di 33 alam begitu gembira mendengar sabda Sang Buddha yang luar biasa ini. Dan Raja Indra mewakili semua hadirin dengan tulus bersujud memohon agar Sang Buddha mengajarkan Dharma, Raja Indra berkata, “Oh, Lokanantha yang mulia, kumohon agar Tathagata berwelas asih mengasihani para insan yang berkarma buruk, agar mengajarkan para insan Dharma Pembebasan, menjelaskan Tathagata Usnishavijaya Dharani yang tak ternilai.”
Sang Buddha mengetahui ketulusan dan kesungguhan Raja Indra dan para insan dalam memohon Dharma, sehingga dibabarkanlah “Tathagata Usnishavijaya Dharani”.
Sesudah Sang Buddha yang mulia membabarkan Tathagata Usnishavijaya, selanjutnya Sang Buddha berkata di hadapan Raja Indra dan hadirin, “Mantra ini lengkapnya disebut Tathagata Usnishavijaya Dharani penghapus dan mensucikan segala alam samsara(淨除尊勝陀羅尼)”.
Raja Indra, Mantra ini merupakan kumpulan mantra-mantra yang diucapkan ribuan Para Buddha yang tak terhitung banyaknya, untuk menghancurkan penderitaan karma buruk, mengatasi alam neraka, alam binatang, alam Raja Yama, setan kelaparan, sehingga memperoleh kebebasan.
Bagi insan yang menderita dalam lingkaran reinkarnasi, akan memperoleh kebebasan. Bagi insan yang berumur pendek dan menderita, akan memperoleh kebaikan. Bagi para insan yang gemar berbuat kejahatan dan karma buruk, akan memperoleh keselamatan, untuk para insan yang tidak percaya pada Dharma kebajikan serta kehilangan jalan yang benar dan banyak memupuk karma buruk, akan memperoleh pelepasan. Itulah sebabnya maka muncul Maha Dharani yang merupakan inti sabda bersama Para Buddha yang tak terhitung banyaknya.
“Oh Raja Indra, kekuatan jasa Dharani ini, dapat terhindar dari hukuman atas karma buruk yang diperbuat ribuan kalpa yang lalu, berupa penderitaan atas reinkarnasi, neraka, preta, binatang, alam Raja Yama, tubuh Asura, yaksa, raksasa, dewa hantu, Butana (hantu kelaparan yang berbau busuk), jijabutana, apasamala, nyamuk, kutu, penyu, anjing, ular, segala jenis burung dan unggas, semua makhluk kecil bernyawa, sampai wujud semut, akan memperoleh kelahiran suci di Buddhadhatu, hidup bersama para Bodhisattva.”
“Jika ada seorang yang terkena penyakit kronis, dengan membaca Dharani ini sepenuh hati, akan terbebas dari segala penyakit. Bila orang tersebut seharusnya terjatuh ke alam samsara, ia juga akan memperoleh kebebasan dan langsung terlahir di alam yang suci dan tenang. Setelah kehidupan kali ini, tak akan lagi terlahir di dalam kandungan. Sebaliknya akan terlahir di tempat titisan teratai, mampu mengetahui kehidupan berbagai masa, dan tak akan melupakan Tathagata Usnishavijaya Dharani selamanya.”
“Tathagata Usnishavijaya Dharani ini, bagaikan pusaka mutiara moni yang tak ternodai, bagaikan Akasha dengan sinar memenuhi segala penjuru. Bila para insan dengan hati bersih membaca Dharani ini, keadaan batinnya akan menyerupai pusaka moni yang memancarkan sinar tanpa noda. Juga seperti terangnya kristal dan murninya emas, yang lunak dan bercahaya, sehingga disukai orang, tak akan ternodai oleh kekotoran.”
“Oh, Raja Indra, bila seseorang bisa menuliskan Dharani ini dalam kitab, mengedarkannya, menjapanya, membacanya, mendengarkannya, mempersembahkannya, semua karma buruknya akan disucikan, segala Dukha di neraka akan dihapuskan.”
“Bila ada seseorang menuliskan Dharani ini, disemayamkan di Pagoda tinggi, atau di gunung tinggi, atau di lantai atas, atau di dalam Stupa Buddha. Bila ada biksu, biksuni, pria dan wanita bijak lainnya di dekat Pagoda Buddha, sepintas melihatnya, atau bayangan pagoda jatuh padanya, atau tertiup angin yang meniup pagoda, sehingga debu pagoda menempel di tubuhnya, insan itu akan terhindar dari pembalasan karma buruknya yang berupa kelahiran di alam samsara, neraka, binatang, alam Raja Yama, setan kelaparan, asura, dan semua penderitaan alam samsara. Juga tak akan lagi ternoda oleh kotoran. Insan ini mendapat jaminan ke-Buddha-an dari para Buddha, semuanya takkan mundur dalam usaha mencapai penerangan sempurna kelak.”
“Bila ada seseorang dengan segala mandala bunga, wewangian, wangi cendana, panji, kanopi bunga, mustika, pakaian, dan sebagainya, segala benda berharga lainnya sebagai persembahan dan membangun stupa Buddha untuk menyemayamkan Dharani, mengitari stupa dengan tulus beranjali, bersarana, dan bernamaskara, bila dapat melakukan persembahan seperti itu, dapat disebut Mahasattva, benar-benar seorang tiang tonggak pelindung Dharma, juga disebut sebagai stupa Sarira Buddha sekujur tubuh Sang Tathagata.”
Waktu itu hadir Raja Dharma Yamala (閻摩羅法王) di hadapan Sang Buddha dan mempersembahkan segala pakaian surgawi, wewangian anggun, serta mengelilingi Sang Buddha 7 kali, bersujud sampai ke kaki Sang Buddha, dan berkata, “Oh Lokanantha yang mulia, Aku mendengarkan Tathagata membabarkan pahala besar dari Dharani ini, bila ada yang membaca Dharani ini, Aku akan selalu melindunginya, dan tak akan membiarkan ia terjatuh ke neraka. Dan mengikuti serta melindunginya dalam menerapkan ajaran Sang Buddha.”
Dan juga datang lagi Catur Maha Raja Kayika mengitari Sang Buddha 3 kali, bersujud dan berkata, “Oh Lokanantha yang mulia, semoga dengan welas asih Sang Buddha rela membabarkan inti Dharma cara melatih Dharani ini.”
Sang Buddha berkata kepada Catur Maha Raja Kayika, “Kalian dan Raja Indra dengarkanlah, Aku akan membabarkan inti Dharma cara melatih Dharani ini pada kalian dan insan yang hidupnya berusia pendek serta dalam penderitaan. Bila saat menjapanya, harus membersihkan diri, mengenakan pakaian baru dan bersih, dari bulan genap tanggal 1 Lunar sampai bulan purnama tanggal 15 Lunar, menjalankan sila dan membaca mantra dengan seksama hingga seribu kali, sehingga insan yang hidupnya singkat akan memperoleh perpanjangan usia. Lepas dari derita penyakit, segala karma buruk lenyap. Terhindar dari segala penderitaan di neraka. Para makhuluk karma buruk dan binatang lainnya begitu mendengar suara mantra ini, sesudah masa kehidupannya habis, ia tak akan mengalami segala penderitaan lagi.”
“Bila ada seseorang dalam hidupnya banyak menumpuk karma buruk, sesudah akhir hidupnya mengikuti karma buruknya terlahir di neraka atau alam binatang, alam Raja Yama atau alam preta hingga neraka avici, ataupun lahir di dalam air, atau lahir sebagai bangsa burung, ambillah serpihan tulang belulangnya lalu taburkan di tanah yang sudah dibaca mantra 21 kali atau lebih, ia akan terlahir di kahyangan.”
“Bila ada seseorang yang mampu membaca mantra ini 21 kali setiap harinya, melakukan Maha persembahan, dapat terlahir di Alam Sukhavati. Bila sering membacanya, akan memperoleh maha nirvana, umur bertambah, menikmati kesenangan yang luar biasa. Setelah meninggal akan terlahir di segala Buddhadhatu yang mulia dan selalu berkumpul bersama para Buddha, dapat selalu mendengarkan Para Tathagata yang selalu membabarkan Dharma yang mulia. Demikianlah para Buddha menitipkan pesan padanya, dan tubuhnya memancarkan sinar yang memenuhi semua Dhatu dan memperoleh Anuttara Nirvana.”
“Bila ada seseorang membaca Mantra ini, membangun altar besar maupun kecil berbentuk segi 4, dengan bermacam-macam bunga segar ditaburkan di atasnya, membakar dupa wangi yang bermutu, lutut kanan mengenai tanah, pikiran selalu tertuju pada Buddha, membentuk Mudra Dharani, kedua tangan beranjali, ujung jari telunjuk dan ibu jari saling menekan, kedua tangan saling menyatu, diletakkan di depan dada (itulah bentuk mudranya), selanjutnya menjapa mantra Dharani sebanyak 108 kali. Sebarlah bunga segar sebanyak-banyaknya bagai hujan bunga ke atas mandala, bisa mempersembahkannya pada segenap para Buddha yang tiada terhitung banyaknya, sehingga para Buddha bisa bersama memuji, “Sangat baik, benar-benar seorang putra Buddha yang diharapkan.” Dengan pahala yang tak terbatas ini, akan memperoleh 3 prajna samadhi tanpa cela, memperoleh Maha Bodhi Samadhi Agung (無上稀有的妙法). Seseorang yang memanjatkan Dharma Dharani ini, akan memperoleh semua kebaikan yang menakjubkan seperti di atas.”
Terakhir Sang Buddha memberitahu Raja Indra, “Aku membabarkan Dharani ini sebagai Upaya Kausalya agar para insan yang seharusnya jatuh ke neraka akan memperoleh pelepasan, agar semua alam samsara memperoleh kesucian, agar orang yang memanjatkan Dharani ini memperoleh panjang umur, menambah rezeki dan kebijaksanaan.”
“Oh Raja Indra, kembalilah dan ajarkan Dharma Dharani ini pada Pangeran San Zhu, setelah tepat 7 hari, bawalah Pangeran San Zhu ke hadapanKu.”
Saat itulah Raja Indra langsung kembali ke istana kahyangannya dan mengajarkan Dharma Dharani yang tak ternilai pada Pangeran San Zhu. Pangeran San Zhu amat berterima kasih, dengan berlutut ia menerima Dharma Dharani ini, sesuai Dharmanya ia menjapanya 6 hari 6 malam, segala keinginan terkabul, semua buah karma di alam neraka, alam binatang, dan alam samsara lainnya saat itu juga semuanya musnah. Bahkan ia dapat tinggal di alam Bodhi (菩提道果), dan memperoleh usia panjang.
Pangeran San Zhu gembira sekali sampai berteriak-teriak memuji, “Benar-benar seorang Tathagata yang sangat mulia yang pernah ada! Dharma yang sangat mulia yang pernah ada, pengalaman nyata yang sangat menakjubkan yang pernah ada, hingga saya bisa memperoleh kebebasan besar!”
Sampai hari ke-7, Raja Indra membawa Pangeran San Zhu dan para makhluk kahyangan lainnya, kedua tangan menggenggam mandala bunga, wewangian-wewangian cendana, panji pusaka, kanopi panji, jubah surgawi, mustika dan barang berharga lainnya, dengan sangat tulus mempersembahkan di hadapan Sang Buddha.
Di hadapan Sang Buddha, melaksanakan maha persembahan dengan semua jubah surgawi dan dupa puka, panji, mustika, dan barang berharga lainnya. Lalu mengitari Sang Buddha disertai hati yang sangat gembira, duduk tegak mendengarkan Dharma.
Saat itu, Sang Buddha yang welas asih dan sangat mulia tersenyum, dengan Abhijna Sang Buddha mengulurkan lengan kanan emasnya menyentuh kepala Pangeran San Zhu, menitipkan pesan dan bersabda, “Mantra ini diberi nama ‘Tathagata Usnishavijaya Dharani, mensucikan segala alam samsara’. Anda sekalian mesti menjapanya.”
Semua Bodhisattva dan para makhluk kahyangan lainnya yang mendengarkan Dharma gembira sekali dan sangat menghormati dan meyakininya. Mereka bersujud pada Sang Buddha dan dengan yakin melaksanakannya.
Cerita di atas adalah asal mula munculnya Tathagata Usnishavijaya Dharani. Dari sanalah munculnya Tathagata Usnishavijaya Dharani di dunia svaha.
Tetapi di zaman Sang Buddha, Usnishavijaya Dharani hanya ada di India, sedangkan negara lainnya termasuk negara Tiongkok belum ada Usnishavijaya Dharani.